Sunday, December 15, 2013

Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem Terumbu Karang - Terumbu karang adalah suatu ekosistem di dasar laut tropik yang dibentuk oleh biota laut penghasil kapur khususnya jenis-jenis karang batu dan algae berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya. Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas di daerah tropik dan sering digunakan untuk menentukan batas lingkungan perairan laut tropik. Sukarno dkk., (1983) mengatakan bahwa terumbu karang merupakan ekosistem perairan dangkal tropika dengan komunitas berbagai biota laut yang secara kolektif membentuk substrat padat dalam bentukan kapur (limestone). Terumbu karang selalu hidup bersama-sama dengan hewan lain. Rangka karang itu sendiri memberikan tempat perlindungan berbagai macam spesies hewan, termasuk jenis penggali lubang dari golongan moluska, cacing polychaeta, dan kepiting. Terumbu karang juga merupakan tempat hidup
yang sangat baik bagi ikan hias, selain itu dapat melindungi pantai dari hempasan ombak sehingga dapat mengurangi proses abrasi.

Ekosistem terumbu karang ditandai dengan perairan yang selalu jernih, produktif dan kaya CaCO3 (kapur). Terumbu karang mempunyai dasar yang keras, tahan terhadap gempuran ombak, terdiri dari kerangka dasar yang sangat keras dari kerangka karang keras dan algae berkapur dan kumpulan endapan kapur yang terperangkap di antara kerangka dasar tadi. Endapan kapur tadi berasal dari hasil erosi baik secara fisik maupun secara biologis kerangka dasar dan sisa-sisa kerangka biota dasar lainnya yang hidup di sekitar terumbu karang yang volumenya dapat mencapai 10 kali atau lebih volume kerangka dasarnya. Produktifitas primer di perairan ekosistem terumbu karang ini bisa mencapai di atas 10.000 gr/m2/th, yang berarti sekitar 100-200 kali dibandingkan dengan produktifitas primer di perairan laut lepas umumnya, yang hanya berkisar 50-100 gr/m2/th, karenanya terumbu karang sering diibaratkan sebagai oasis di perairan laut dangkal.

Menurut Nybakken (1988); Nontji (1987), MolenGraaf (1929) dalam Sukarno (2001) menyatakan formasi terumbu karang pada umumnya dapat dibagi atas 3 golongan, yaitu: 
  1. Terumbu karang pantai (fringing reefs). Terumbu karang pantai berkembang di sepanjang pantai dan mencapai kedalaman tidak lebih dari 40 meter. Terumbu karang ini tumbuh ke atas dan ke arah laut. Pertumbuhan yang baik terdapat di bagian yang cukup arus, sedangkan di antara pantai dan tepi luar terumbu, karang cenderung mempunyai pertumbuhan yang kurang baik, bahkan banyak yang mati karena sering mengalami kekeringan. 
  2. Terumbu karang penghalang (barrier reef). Terumbu karang tipe penghalang ini terletak di berbagai jarak kejauhan dari pantai tersebut oleh dasar laut yang terlalu dalam untuk pertumbuhan karang batu (40-70 meter). Umumnya terumbu karang tipe ini memanjang menyusuri pantai dan biasanya berputar seakan-akan merupakan penghalang bagi pendatang dari luar. 
  3. Terumbu karang cincin (atoll). Terumbu karang ini merupakan bentuk cincin yang melingkari goba. Kedalaman goba di dalam atoll rata-rata 45 meter. Atol bertumpu pada dasar laut yang dalamnya di luar batas kedalaman karang batu penyusun terumbu karang dapat hidup. 



Gambar Formasi Terumbu Karang

Bedasarkan kemampuan karang untuk membentuk terumbu dan simbiosisnya dengan alga simbiotik, keseluruhan karang dapat dibagi oleh beberapa kelompok (Sorokin, 1993), yaitu : 
  1. Hermatipik-simbiotik. Kelompok ini termasuk sebagian besar karang-karang Skleractinia pembentuk bangunan terumbu, Octocoral dan Hydrocoral. 
  2. Hermatipik-asimbiotik. Kelompok ini memiliki pertumbuhan yang lambat dapat membentuk kerangka kapur masif tanpa pertolongan algae simbiotik, yang mana mereka mampu untuk hidup di lingkungan yang gelap di dalam gua, terowongan dan bagian terdalam dalam kontinental slope. Di antara mereka terdapat Scleractinia-Scleractinia asimbiotik Tubastrea dan Dendrophyllia, dan Hydrocoral Stylaster rosacea. 
  3. Ahermatipik-simbiotik. Di antara Scleractina didapatkan bagian yang dapat masuk ke dalam grup ini, sebagian kecil Fungiidae, seperti Heteropsammia dan Diaseris, dan juga karang Leptoseris (Famili Agaricidea), yang tetap sebagai satu polip-polip yang kecil atau koloni-koloni kecil, dan tidak dapat dimasukkan sebagai pembentuk bangunan karang. Kelompok ini juga termasuk sebagian besar Octocoral-Alcyonacea dan Gorgonacea, yang memiliki algae simbion akan tetapi tidak membentuk bangunan kapur masif. 
  4. Ahermatipik-asimbiotik. Untuk kelompok ini termasuk beberapa Scleractinia, beberapa spesies dari genera Dendrophyllia dan Tubastrea, yang mempunyai polip yang kecil. Ahermatipik-asimbiotik juga termasuk Hexacoral dari ordo Antiphataria dan Corallimorpharia, dan simbiotik Octocoral.

Demikian tulisan tentang Ekosistem Terumbu Karang, semoga bermanfaat untuk kita semua. Dapatkan tulisan menarik lainnya tentang SEPUTAR DUNIA LAUT hanya di http://seputar-dunialaut.blogspot.com/



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 8:46 PM and have 1 komentar

1 komentar:

  1. Casino Site for Real Money
    Free casino games online. No signup, no deposit bonuses, free spins, welcome bonus codes. Play the latest casino games online! No deposit required!‎Free Casino Games · ‎Real Money luckyclub Slot Machines · ‎Slots and Betting · ‎Slot Machines

    ReplyDelete